Karir sebagai penerjemah bahasa pada saat ini merupakan sebuah karir yang banyak diminati oleh mereka yang merasa memiliki latar belakang pendidikan bahasa serta kemampuan dan keterampilan yang baik dalam menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lainnya. Namun, tidak semua orang yang memiliki latar belakang pendidikan bahasa mampu untuk berkarir sebagai penerjemah. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan oleh sebab, selain dari ketiga poin seperti yang telah diuraikan diatas, untuk berkarir sebagai penerjemah bahasa, diperlukan bakat khusus untuk bisa mewujudkannya.
Seperti yang kita ketahui, dalam sebuah proses menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lain akan melibatkan emosi, perasaan serta intuisi. Ketiga unsur tersebut akan ada pada diri seseorang yang memiliki bakat khusus sebagai penerjemah, dimana ketiganya akan membentuk karakter dari penerjemah itu sendiri, yang umumnya kita kenal dengan istilah style atau gaya terjemahan. Oleh karena itulah, setiap penerjemah tentunya akan memiliki style atau gaya tersendiri dalam menerjemahkan sebuah bahasa ke bahasa lainnya. Dan meskipun pada dasarnya style atau gaya terjemahan dari setiap penerjemah berbeda, namun pada prinsipnya tujuan utama mereka adalah sama, yaitu, menciptakan hasil terjemahan yang baik dan benar-benar diterima oleh pengguna jasa terjemahan.
Berkarir sebagai penerjemah di era yang serba global saat bisa dimulai dengan mengajukan aplikasi-aplikasi permohonan menjadi tenaga penerjemah lepas di berbagai biro penerjemah bahasa yang banyak terdapat di Indonesia sat ini. Biasanya, masa-masa sebagai penerjemah lepas itulah yang akan menempa seseorang untuk bisa menjadi penerjemah yang baik. Semakin sering ia menggeluti terjemahan dengan berbagai tingkat kesulitan, maka akan semakin ia dapat menyerap ilmu-ilmu baru dalam dunia penerjemahan. Dan juga dimasa itulah akan bisa terbentuk style atau gaya terjemahan seperti yang diuraikan diatas.
Style atau gaya terjemahan yang baik dari seorang penerjemah akan cepat dikenal oleh pengguna jasa terjemahan. Sebagai contoh di Biro Penerjemah Bahasa, kadang kala banyak pelanggan pengguna jasa translate kami yang hanya ingin diterjemahkan dokumennya oleh penerjemah A, sedangkan pengguna jasa lain menginginkan diterjemahkan oleh penerjemah B atau penerjemah C dan lain sebagainya. Dari contoh diatas bisa disimpulkan bahwa pelanggan pengguna jasa translate terjemahan akan lebih mudah mengenali Anda dari style atau gaya terjemahan Anda.
Oleh sebab itulah, penting bagi seorang yang ingin berkarir sebagai penerjemah bahasa untuk memiliki style atau gaya terjemah sendiri. Jadilah diri Anda sendiri dengan style atau gaya terjemahan sendiri agar pengguna jasa terjemahan cepat mengenal Anda dari hasil terjemahan Anda.
Demikian artikel singkat ini semoga bermanfaat.





Mungkin style penerjemah itu bisa jadi sebagai trademarknya penerjemah juga ya?
BalasHapusThanks artikelnya bagus banget :)
Bisa juga disebut trademarknya penerjemah :)
HapusWaktu kuliah dulu sya pernah jadi penerjemah freelance dan memang lumayan menjanjikan penghasilannya.
BalasHapusTapi krna ada kesibukan lain dipekerjaan saya, mungkin style terjemahan sya apun sdah hilang kali ya...:p
Thx.
Style atau gaya terjemahan itu memang terbentuk karena seringnya kita bergelut diterjemahan. Tp, kalau pekerjaan yang sekarang mungkin ada hubungan dengan bahasa, sepertinya style mbak mash tetap ada deh.
HapusTrims udah mampir :)
Setuju sekali, memang style terjemahan terbentuk alami karena seringnya kita menerjemahkan.
BalasHapusTrims artikelnya :)
Sama-sama pak, terima kasih kunjungannya :)
Hapus